23 maret 2013, sabtu atau tepatnya malam minggu di Lapangan
Parkir Utara Universitas Padjajaran Dipatiukur Bandung, panitia Kampoeng Jazz
pasti dalam kondisi antara senang sekaligus ketar-ketir karena tepat saat itu event Kampoeng Jazz ke 5 sedang
berlangsung. Gerimis menyambut ketika saya datang, dengan membawa tiket yang
baru saya cetak pada hari H, saya masuk ke gerbang di mana barcode dari tiket saya di scan.
Setelah diperiksa isi tas dan diberi gelang stiker tanda masuk, tanpa kesulitan
saya sudah berada di venue. Stand makanan, minuman, stiker, bahkan
baju menjadi penglihatan pertama ketika saya masuk. Tujuan utama saya ke
Kampoeng Jazz tak lain untuk melihat penampilan Sondre Lerche (baca : Sondreh
Lerkeh), saya sudah jadi penggemar dia semenjak pertama kali liat video klip two way monologue di MTV, masih smp.
Awalnya saya bakal nonton sendiri, tapi saya berhasil
janjian nonton bareng Iqbal yang tujuannya mau nonton Andien..
Fariz RM menjadi bintang tamu pembuka, suasana makin heboh
ketika Indra Lesmana bergabung dan di
tengah-tengah Andien juga ikut berkolaborasi. Pembukaan yang manis, tak lama
hujan cukup deras mengguyur daerah Unpad dipatiukur dan sekitarnya. Saya tidak
bawa payung, seketika baju saya basah kuyup, tapi tetap nekat untuk berdiri
mendekati panggung, saya harus berdiri di depan ketika Sondre Lerche tampil.
Meskipun masih lama, meskipun pulang nanti kerokan.
Andien menjadi bintang tamu kedua, dengan gayanya yang cheerfull dan sedikit sensual cukup
membuat kita ikut bernyanyi dan membuat hujannya berhenti! Andien membawakan
beberapa lagu dari album sebelumnya, dan beberapa lagu dari album yang bakal
dirilis bulan april ini. Saya suka single barunya yang diciptakan Tulus,
judulnya Langit dan Bumi.
Hujan sudah reda, hampir semua penonton melipat kembali
payung-payungnya. Tapi saya mulai kedinginan, dan tak lama Band angkatan Orang
tua saya , Chaseiro menjadi bintang tamu ketiga. Meskipun usianya tidak lagi
muda, saya dan penonton yang lain sangat menikmati penampilan mereka.
Tetsuo menghibur semua penonton di antara dingin malam
sehabis hujan dengan betotan bass yang bertubi-tubi. Saya suka, tapi karena
habis Tetsuo adalah Sondre Lerche, saya jadi berdoa supaya Tetsuo cepat
selesai.. :D
Dan apa yang saya tunggu sebentar lagi berdiri di atas
panggung. Liat Sondre Lerche dari kejauhan aja hati saya udah lonjak-lonjak
kesenengan. Dengan dua gitar yang dipakai bergantian, dan gaya santai khas
Sondre yang mampu membius saya (juga penonton yang lain). Sondre bernyanyi
hanya diiringi gitar, tidak diiringi band. Tanpa harus mengeluarkan effort lebih, Sondre sudah menujukkan
kualitasnya sebagai musisi. Saya langsung ikut bernyanyi ketika Sondre
membawakan Airport Taxi Reception
sebagai lagu pembuka, Sondre cukup baik berkomunikasi dengan penonton dan
selalu mengucapkan hatur nuhun
(terima kasih dalam bahasa sunda-red) di beberapa kesempatan.
Saya semakin
terbawa ketika Sondre bernyanyi I wanna
call it love, yang unik dari melihat penampilan Sondre secara langsung, dia
bisa membuat saya ikut masuk ketika dia tengah serius bernyanyi dan bermain
gitar tanpa merasa bosan. Sondre menyanyikan beberapa lagu dari album two way monologue, heartbeat radio, dan phantom
punch.
Sondre juga membawakan lagu I
guess It’s Gonna Rain Today, sebagai penghormatan karena hujan akhirnya
berhenti. Puncak dari penampilan Sondre yang paling saya suka waktu Sondre
menyanyikan lagu Hell No. Lagu ini
aslinya dia bawakan duet bareng Regina Spektor. Tapi saat itu seolah-olah Sondre berduet
dengan semua penonton.
Overall, penampilan perdana Sondre yang saya lihat secara
langsung tidak mengecewakan. Suatu hari, saya harus bisa melihat penampilannya diiringi
band. Mungkin tidak di sini, mungkin suatu hari saya berkesempatan menonton
penampilannya di Norwegia langsung. Mungkin saja, siapa tahu?
Setelah Sondre selesai bernyanyi, saya pulang tanpa sempat
menonton Trio Lestari sebagai bintang tamu penutup.
Oh iya, saya merekam Sondre
bernyanyi Hell No dan videonya saya sisipkan di postingan ini.. Enjoy..

0 comments