WSATCC Konser di Kota Kembang

By philida thea - 9:20 PM

(24/04) WASTCC : Konser di Kota Kembang, IFI Bandung. 

I don't know why we do it like this
Oh so strange...
Hangin' out everytime
To reach the end
You never know how
Anything will change
Feelin' guilty all the time
Useless by..

Di tengah pertunjunkkan, Sari dan Mela pergi ke pinggir stage. Tiba - tiba, John berpindah posisi bermain glockenspiel, Saleh bermain drum, Ricky menyanyi sambil memainkan gitar akustik dan Rio gantian bermain bass.



'Ini band dalam band' Ujar Ricky, sebelum intro lagu yang akan dimainkan dimulai. Mereka membawakan lagu Pathetic Waltz-nya Pure Saturday. Suasana hati saya langsung tidak karuan, tapi sangat menikmati pertunjukkan para pria wsatcc.



***


Bulan April ini saya merasa seperti di ulang tahun-kan, bagaimana tidak? Dua gigs keren mampir tanpa permisi. Setelah galau bergembira, kemarin saya sedang berdamai dengan rasa galau dengan bernyanyi dan menari bersama 'serikat nada' White Shoes And The Couples Company.
Cerita sedikit, saya sudah jatuh hati dengan wsatcc sejak lagu Senandung Maaf menjadi ost Janji Joni, saat itu masih menjadi pelajar berseragam putih biru.

Ini merupakan kali ke empat saya menyaksikan wsatcc secara langsung, tiga gigs sebelumnya mereka menjadi salah satu pengisi acara. Tapi, untuk yang kemarin saya enggan melewatkan karena ini konser mereka. Artinya saya akan puas melihat Nona Sari cs secara esklusif!




Konser kemarin (24/04) berlangsung di IFI Bandung, kapasitas ruangan yang kecil membuat konser ini benar-benar terkesan esklusif dan intim. Begitu saya masuk, semua penikmat musik wsattc tengah berdiri menantikan pembukaan konser yang digadang akan menjadi kolaborasi mutakhir antara Tetangga Pak Gesang feat Pemandangan. Tetangga Pak Gesang merupakan duo perempuan cantik, yang satu vokalis plus ukulele dan satu lagi vokalis plus kazoo. Musiknya sederhana, lirik lagu-lagu mereka menggelitik dan tentu saja pembagian suara yang amat apik. Setelah mereka bernyanyi dua lagu, tidak lama tiga orang laki-laki yang katanya bernama Pemandangan datang, di awal pertunjukkan saya tidak bisa melihat apa-apa dikarenakan mereka bermain di mini stage yang sudah ditutupi oleh punggung-punggung penikmat musik yang datang lebih awal, tapi untungnya tak lama semua diminta duduk.

Kolaborasi mereka berlima memang mutakhir. Saya dan penikmat musik wsatcc yang lain tidak henti-hentinya dibuat tersenyum, tertawa, terkesan, ternyum lagi, tertawa lagi, terkesan lagi dan bagai dihipnotis kami memberikan tepuk tangan secara sukacita. Interaksi mereka berlima kepada para penikmat musik wsatcc membuat pembukaan ini menjadi sangat bergembira, bahkan salah satu dari mereka sempat berdongeng tentang cinta terlarang antara langit dan bumi yang menjadi penyebab hujan turun.

Silahkan mampir ke soundcloud Tetangga Pak Gesang dan Pemandangan untuk mendengar lagu-lagu mereka. Jangan lupa resapi lirik lagu-lagunya yang menggelitik dan jenaka :D.


kolaborasi mutakhir Tetangga Pak Gesang ft Pemandangan

Menunggu kurang dari 15 menit, tidak lama tirai stage dibuka. Roman Ketiga menjadi lagu pertama disusul Selangkah Kesebrang. Tidak ada yang bisa menahan saya dan para penikmat musik wsatcc untuk bernyanyi dan menari.



Konser yang esklusif dan intim ini, membuat interaksi antara kami dan wsatcc sering terjadi. Bahkan beberapa abege berteriak minta dilempar handuk bekas Saleh. Dan semua yang mendengar tertawa.

Ketika Sunday Memory Lane dibawakan, kami seolah diajak berduet bersama Nona Sari. Selain itu saya cukup kaget karena lagu ini jarang dibawakan dan ini kali pertama saya mendengar lagu ini secara live

Lalu Kisah Dari Selatan Jakarta dilantunkan, suasana kala itu seolah menarik saya ke mesin waktu membawa saya berdiri mengenakan dress bunga-bunga tak lupa kalung mutiara yang tidak begitu panjang melingkar di leher dan di samping saya tengah berdiri seorang lelaki menggunkan kemeja pas badan lengkap dengan celana cutbray dan sepatu yang mengkilap. Aha! seketika saya tengah berada di pesta tahun 70an. 

Meskipun lagu Bersandar tidak dibawakan, konser ini tetap sangat memukau. Lembe - lembe menjadi lagu penutup Konser di Kota Kembang ini.

Terima kasih untuk Roman Ketiga, Selangkah Kesebrang, Vakansi, Senja Menggila, Sunday Memory Lane, Kisah dari Selatan Jakarta, Matahari, Windu Defrina, Cangkurileng, Aksi Kucing dan lagu-lagu yang tidak saya ingat semua.

Juga untuk lagu Pathetic Waltz-nya Pure Saturday yang dibawakan oleh para pria wsatcc. 
Saya pulang dengan rasa berdamai dengan kegalauan. Semoga bisa menonton pertunjukkan wsatcc dilain waktu, dengan suasana hati baru yang tidak membiru.



Cheers,
Philida Thea

  • Share:

You Might Also Like

0 comments