Saya sudah mendengar kasak kusuk tentang konser tersebut, tapi tidak seantusias dulu ketika mendengar mereka akan konser.
Ngga tau kenapa, walau sampai saat ini saya masih jadi swinging friends (sebutan untuk penggemar Mocca-red) tidak terdaftar dan Mocca masih menjadi lokal band favorit saya, hati saya masih belum move on dari album My Diary dan Friends milik Mocca.
Seminggu sebelum konser ini digelar, sahabat lama saya menghubungi saya melalui beberapa instant messenger yang biasanya aktif 24 jam. Kebetulan hp saya masih rusak dan baru bisa membalas dua hari kemudian. Sahabat saya yang sekarang aktif menjadi wartawan musik meminta saya untuk membantunya memotret konser Mocca.
Dibalik itu semua ada alasan lain kenapa saya yang diminta untuk membantunya, Mocca merupakan band yang membuat kami bisa berteman sampai sekarang dan sempat membuat grup band bersama.Sedikit flashback, You and Me Against The World milik Mocca adalah lagu pertama kali kami latihan sebagai grup Band. 4 tahun lalu. Kembali flashback lagi, kaset album Friends Mocca merupakan kaset pertama yang saya beli dari hasil tidak jajan hampir dua minggu saat masih berseragam putih biru. Mocca cukup berpengaruh terhadap perubahan selera musik saya.
Setelah terlambat membalas pesan singkatnya dan hampir kecewa karena tawarannya sudah dilempar ke temannya yang lain, takdir masih berbaik hati untuk mengantarkan saya nonton Mocca Home Concert dan bertugas menjadi tukang foto cabutan untuk liputannya.
Sehari sebelum konser digelar, saya memberanikan diri untuk mendengar lagu Changing Fate yang menjadi hit single di album terbaru mereka. Kesan pertama, Mocca seperti pulang membawa banyak pengalaman baru tapi tergesa-gesa menceritakan pengalaman dari berkelana selama 8 tahun, secara singkat lagu Changing Fate harus saya akui tidak seperti lagu Mocca. Walaupun tetap bagus.
Mocca Home Concert dibuat benar-benar menggambarkan rumah, tatanan panggung seperti salah satu ruangan rumah modern yang tidak banyak sekat tapi nyaman. Lengkap dengan sofa, kulkas, dapur kering dan interior bergaya pop. Desainnya mirip seperti di dalam CD album terbaru mereka.
Semua personil Mocca datang dengan bergaya selayaknya di rumah. Arina yang menggunakan celemek, Indra, Toma dan Rico tampil casual dengan celana pendek dan kaos. Mereka membuka konser yang terlambat satu jam dengan lagu terbaru di album Home. Interaksi banyak terjadi, seolah sedang menerima kami sebagai tamu di rumah mereka yang sudah lama tidak mereka singgahi.
Album bertema Home mungkin menjadi album transisi entah metamorfosis bagi Mocca, seperti yang kita tahu semenjak Arina menikah dan menetap di Amerika, semua personil Mocca sibuk dengan proyek masing-masing. Colours merupakan album terakhir sebelum Arina pergi ke Amerika, setelah itu Mocca hanya mengeluarkan single tanpa pernah terdengar berencana membuat Album.
Album Home adalah jawaban setelah 8 tahun menunggu, dimana semua personil Mocca terkesan kembali 'pulang' dan menceritakan segala pengalaman yang mereka lalui selama 8 tahun. Tidak ada dominasi, setiap lagu sepertinya mewakili setiap personil. Perlahan saya menikmati konser tersebut, menikmati album terbaru mereka, menikmati setiap kejutan dalam konser.
Menurut saya, di album ke 4 milik Mocca, mereka sedang dalam masa kembali pulang ke rumah dari perjalanan panjang.
Seperti layaknya kehidupan, suatu saat kita akan pergi jauh agar tahu bagaimana rasanya rindu rumah dan pulang. Setelah pulang, kebanyakan dari kita akan menjadi pribadi yang baru dan membawa pengalaman baru.
Selamat menikmati album Home milik Mocca, Swinging Friends!
p.s : hasil liputan sahabat saya bisa dibaca di sini
Cheers,
Philida Thea
0 comments